Thursday, January 11, 2007

TETAP HIDUP SEPERTI BIASA

2 Tesalonika 3
“. . . jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2Tes. 3:10b)

Dalam dunia ini selalu saja ada orang aneh. Betapa tidak, saya pernah mendengar ada pengkhotbah Kristen yang mengajar bahwa Kristus akan datang pada tahun tertentu. Oleh karena pengkhotbah tersebut juga memiliki karisma tertentu, maka banyak orang Kristen yang percaya padanya. Sesuai dengan arahan dari sang pengkhotbah, orang-orang Kristen itu disuruh untuk meninggalkan pekerjaan dan harus naik ke suatu gunung untuk menanti kedatangan Kristus di tempat tersebut. Anehnya, orang-orang Kristen toh juga mengikuti amanahnya. Tapi alhasil, Kristus tidak pernah datang di sana. Lalu dengan gampangnya, pengkhotbah itu menjelaskan bahwa Kristus menunda kedatangan-Nya. Lucu, bukan?
Hal serupa juga pernah terjadi di jemaat Tesalonika ribuan tahun yang lalu. Sebagian di antara mereka ada yang terpengaruh oleh ajaran sesat. Ajaran tersebut mengatakan bahwa Kristus sebentar lagi akan datang. Ajaran ini berhasil mempengaruhi sebagian jemaat sehingga mereka memutuskan untuk berhenti bekerja demi menanti dan menyambut Kristus. Tidak dijelaskan apakah mereka juga diajarkan untuk naik ke suatu gunung atau ke tempat tertentu, tapi yang pasti mereka diajarkan bahwa kedatangan Kristus sudah sangat dekat.
Berangkat dari kondisi jemaat yang demikian, Paulus menegur mereka agar tidak berbuat demikian. Mereka didorong untuk melihat keteladanan Paulus di mana ia tetap berjerih lelah selama siang dan malam (ay. 7,8). Ia tetap hidup seperti biasanya. Paulus berkeyakinan bahwa masa penantian kedatangan Kristus tidak perlu menghentikan pekerjaan orang Kristen. Sebab itu, dengan keras ia berkata pada jemaat Tesalonika, “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (ay. 10). Ajaran inilah yang ditanamkan kepada sebagian jemaat Tesalonika yang menjadi pengangguran.
Tetaplah hidup seperti biasanya, itulah yang dapat kita pegang saat ini. Kita tahu bahwa Kristus akan datang kedua kalinya, namun kita tidak perlu menghentikan segala ritme kehidupan kita. Bahkan seandainya, kita tahu kapan Kristus akan datang, kita harus tetap hidup seperti biasanya. Kita tidak perlu seperti orang-orang Kristen lainnya yang berhasil terbujuk oleh pengkhotbah sesat itu. Kita tidak perlu menunggu Kristus dengan menjadi pengangguran. Sebaliknya, kita menunggu Kristus dengan menguduskan diri serta hidup seperti biasa saja.

Kristus tidak pernah berharap agar para pengikut-Nya menjadi pengangguran

No comments: