Saturday, January 13, 2007

JANGAN MENINDAS KEBENARAN!

Roma 1
“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman” (Rm. 1:18)
Saya meyakini bahwa sebagian besar orang yang melakukan kriminalitas pasti tidak buta hukum sama sekali. Misalnya, bagi kawanan pencuri, mereka pasti memahami bahwa mencuri adalah tindakan yang melanggar hukum. Namun yang menarik di sini adalah mengapa mereka masih saja berani melakukan perbuatan kriminal kendati mereka tahu bahwa hal itu salah? Bila pertanyaan ini disodorkan pada mereka, maka mereka pasti berdalih dengan 1001 macam alasan. Tetapi bagi saya, apapun alasannya, mereka telah menindas kebenaran.
Apa maksudnya? Sederhana, maksudnya adalah mereka tahu tentang kebenaran tetapi mereka tidak menggubrisnya. Hal ini pulalah yang dimaksudkan rasul Paulus dalam Roma 1, khususnya ayat 18. Paulus menjelaskan kepada jemaat Roma bahwa orang kafir adalah penindas kebenaran. Tapi tunggu dulu, kebenaran macam apa yang ditindas? Yang ditindas adalah kebenaran tentang pengetahuan akan Allah. Bagi Paulus, semua manusia pasti mengetahui keberadaan Allah yang benar karena Allah sendirilah yang menyatakannya kepada umat manusia (bdk. ay. 19-20).
Namun Paulus justru menemukan adanya orang-orang kafir yang berusaha untuk mengelak dari pengetahuan tersebut. Mereka menggantikan Allah yang kekal dengan berhala yang fana. Mereka melupakan Allah yang seharusnya menjadi sesembahannya. Mereka menepis pengetahuan akan Allah yang benar. Sebab itu, mereka dikatakan sebagai penindas kebenaran. Lalu apa akibatnya? Allah murka kepada mereka dengan membiarkan mereka untuk terus terperosok dalam kubangan dosa maut. Dan pada hari Tuhan nanti, mereka akan benar-benar merasakan maut yang sesungguhnya. Saat itu, semuanya sudah terlambat, nasi sudah menjadi bubur.
Sekarang apa yang kita pelajari? Apakah kita yang sudah percaya pun dapat menjadi penindas kebenaran? Jawab saya, sangat bisa. Bila kita sudah tahu apa yang seharusnya dilakukan tetapi kita tidak melakukannya, maka kita sudah menjadi penindas kebenaran. Senada dengan hal ini, Yakobus pun mengingatkan bahwa: “Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (Yak. 4:17). Kawanku, renungkanlah, sudah berapa banyak kebenaran yang telah kita ketahui? Lalu bandingkan, sudah berapa banyak kebenaran yang telah kita lakukan? Jangan sampai Allah marah kepada kita karena tidak menghiraukan kebenaran Allah.

Barangsiapa menindas kebenaran maka kebenaran akan berbalik menindas dirinya

No comments: