Roma 8
“. . . jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu . . .” (Rm. 8:9a)
Persoalan hari ini adalah, bagaimana menyelesaikan konflik batiniah? Tentu kita sebagai orang Kristen menginginkan agar sisi kebajikan yang mengalahkan sisi kebejatan dalam hidup kita. Kita sebagai orang Kristen tentu berharap agar kita tidak terus-menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas di hadapan Allah. Tapi bagaimana caranya? Setelah kita mengakui dengan jujur mengenai konflik-konflik batiniah, maka sekarang kita perlu melakukan cara berikutnya. Apa itu? Mari kita simak Roma 8.
“. . . jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu . . .” (Rm. 8:9a)
Persoalan hari ini adalah, bagaimana menyelesaikan konflik batiniah? Tentu kita sebagai orang Kristen menginginkan agar sisi kebajikan yang mengalahkan sisi kebejatan dalam hidup kita. Kita sebagai orang Kristen tentu berharap agar kita tidak terus-menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas di hadapan Allah. Tapi bagaimana caranya? Setelah kita mengakui dengan jujur mengenai konflik-konflik batiniah, maka sekarang kita perlu melakukan cara berikutnya. Apa itu? Mari kita simak Roma 8.
Tidak seperti Roma 7, Roma pasal 8 kali ini lebih banyak membawa berita positif. Dikatakan berita positif karena ia mengajarkan mengenai kondisi kehidupan yang dikuasai oleh Roh Tuhan. Paulus menjelaskan bahwa Kristus Yesus telah memberikan Roh yang memerdekakan jemaat Roma dari perbudakan dosa dan maut (ay. 1,2). Mereka sekarang sudah tidak dikuasai oleh dosa. Mereka bukan hamba dosa. Mereka adalah orang merdeka dalam Kristus.
Oleh sebab itu, mereka sudah memiliki modal untuk memenangkan keinginan untuk berbuat dosa. Tapi, bagaimana menggunakan modal tersebut? Butuh KETEKUNAN! Jawaban ini terbukti dari ayat 13b yang mengatakan, “. . .jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu . . .” Dalam bahasa aslinya, kata “mematikan” seharusnya diterjemahkan menjadi “mematikan terus-menerus”. Ada kontinuitas dalam usaha mematikan perbuatan-perbuatan tubuh. Dengan kata lain, sekali lagi, ada KETEKUNAN.
Kawan seperjuanganku, prinsip ketekunan inilah yang dapat meredakan konflik-konflik batiniah selama kita hidup di dunia ini. Masalahnya, ketekunan itu sulit dicari dalam zaman ini. Apa sebab? Perhatikan saja gelagat zaman ini yang serba instan. Sadar atau tidak, zaman yang serba instan telah menjadi penyebab orang Kristen mudah menghentikan perjuangan untuk melawan dosa. Kerapkali kita menjadi bulan-bulanan dosa. Kita kalah terus. Sebab itu, hai orang Kristen, bangkitlah dan jangan pernah kapok untuk berjuang melawan dosa. Ingat, KETEKUNAN kuncinya!
Ketekunan melawan dosa masih terus dibutuhkan hingga sumbu usia kita berakhir
No comments:
Post a Comment