2 Tesalonika 2
“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis” (2Tes. 2:15)
Adalah hal yang unik ketika melihat pohon-pohon kelapa yang tetap berdiri tegak di tepi pantai yang baru saja dilibas oleh badai Tsunami. Di kala semua barang, apalagi manusia terlibas habis, pohon kelapa tersebut tetap menancap “di singgasananya”. Ada apa gerangan? Setelah ditelusuri, ternyata pohon kelapa memiliki serabut akar yang sangat dalam. Diyakini bahwa akar yang tak terlihat itulah yang dapat menopang pohon kelapa dari serangan Tsunami. Jadi, akar akan sangat menentukan kekuatan pohon kelapa.
“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis” (2Tes. 2:15)
Adalah hal yang unik ketika melihat pohon-pohon kelapa yang tetap berdiri tegak di tepi pantai yang baru saja dilibas oleh badai Tsunami. Di kala semua barang, apalagi manusia terlibas habis, pohon kelapa tersebut tetap menancap “di singgasananya”. Ada apa gerangan? Setelah ditelusuri, ternyata pohon kelapa memiliki serabut akar yang sangat dalam. Diyakini bahwa akar yang tak terlihat itulah yang dapat menopang pohon kelapa dari serangan Tsunami. Jadi, akar akan sangat menentukan kekuatan pohon kelapa.
Prinsip ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan orang Kristen. Akar dapat diibaratkan sebagai ajaran-ajaran, sedangkan pohon kelapa yang menjulang tinggi tersebut dapat diibaratkan sebagai tindakan-tindakan yang kelihatan. Sebab itu, tindakan-tindakan yang dihasilkan pasti akan sangat dipengaruhi ajaran-ajaran yang ia pegang selama ini. Bila ajaran-ajaran yang dipegangnya tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka pasti tindakan-tindakan yang dihasilkan juga tidak sesuai dengan firman Tuhan. Demikian sebaliknya. Jadi, betapa pentingnya seseorang memiliki ajaran yang benar terlebih dahulu.
Bila kita mencermati 2 Tesalonika 2, maka kita akan menemukan bahwa Paulus sedang membicarakan mengenai suatu ajaran. Ia mendengar bahwa jemaat di Tesalonika mulai dikacaukan dengan ajaran yang salah. Sebab itu, Paulus menegur jemaat Tesalonika agar mereka tidak cepat terpengaruh oleh ajaran sesat tersebut (ay. 1-3). Dan sekali lagi ia menegaskan di ayat 15, “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.”
Hingga di pasal 2 Paulus memang belum menyelesaikan ajaran sesat itu. Ia hanya mendorong jemaat Tesalonika untuk tetap berakar pada ajaran-ajaran yang benar. Namun dari pasal ini kita dapat memetik hikmahnya, yaitu agar di zaman modern ini kita tidak tersesat pada ajaran-ajaran sesat. Contoh ajaran sesat antara lain, ajaran untuk memotivasi diri yang berdasar pada kekuatan diri sendiri, ajaran yang mengatakan bahwa mengikut Tuhan pasti kita kaya dan sehat, dan sebagainya. Demikianlah contoh-contoh yang beredar dalam zaman ini. Akhirnya, ingatlah, ajaran-ajaran yang kita pegang akan sangat menentukan tindakan-tindakan kita selanjutnya. Waspadalah!
Bila kita memegang ajaran yang benar, maka kita akan seperti akar pohon kelapa yang mampu menahan batangnya dari serangan badai
No comments:
Post a Comment