Tuesday, January 30, 2007

MENGAKUI KONFLIK BATINIAH

Roma 7
“Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik . . .” (Rm. 7:18)

Ovid, seorang penulis Romawi, pernah menuliskan suatu ungkapan yang terkenal: “Saya melihat hal yang baik dan saya menyetujuinya, tetapi saya mengikuti yang lebih buruk.” Ungkapan ini menggambarkan sebuah konflik batiniah. Konflik antara pengetahuan dan perbuatan. Secara pengetahuan, dia sangat paham hal-hal yang baik, tetapi dalam prakteknya ia tidak dapat melakukan hal-hal yang baik itu. Inilah yang saya maksud dengan konflik batiniah. Pernahkah Anda mengalami konflik semacam ini?

Paulus pernah mengalami konflik batiniah. Roma 7 merupakan tulisan otobiografinya yang jujur mengenai konflik tersebut. Ia membuka isi hatinya dan ia menceritakan kepada pembacanya mengenai sebuah pengalaman yang mendarah-daging dalam kehidupannya. Ia tahu apa yang baik dan ingin melakukannya, namun ia tidak melakukannya. Ia tahu apa yang jahat dan tidak ingin melakukannya, namun kenyataannya ia justru berbuat jahat. Seakan-akan ia memiliki kepribadian ganda. Bak dua orang dalam satu tubuh. Inilah konflik batiniah yang dialami oleh rasul Paulus.

Kita pasti pernah dan sering mengalami konflik batin semacam ini. Kita tahu bahwa menggosip itu dosa, namun kita—entah sengaja atau tidak—telah melakukannya. Kita tahu bahwa bohong itu dosa, namun kita—entah sengaja atau tidak—telah berbohong dalam berbisnis. Kita tahu bahwa mendendam itu dosa, namun kita toh juga—entah sengaja atau tidak—melestarikan dendam itu dalam waktu yang lama. Saya yakin, konflik-konflik batiniah semacam ini pasti akan terus membayangi kehidupan kita.

Kenapa saya katakan demikian? Karena Alkitab mengatakan bahwa keberadaan kita baru akan disempurnakan oleh Tuhan apabila kita telah meninggal. Selama kita hidup dalam dunia, maka kita pasti akan mengalami konflik tersebut. Lalu bagaimana sekarang? Menyerah dengan keadaan? Jelas tidak! Kita perlu menyelesaikan/ meminimalisasikan konflik-konflik batiniah tersebut. Caranya? Tunggu renungan esok hari. Tapi yang dapat kita garap sekarang adalah, menyebutkan sejumlah konflik batiniah yang kita alami di hadapan Tuhan. Rincilah satu per satu di hadapan Tuhan.


Tuhan menerima kita apa adanya. Sebab itu, akuilah segala kelemahan kita kepada-Nya

No comments: