Tuesday, March 20, 2007

MEMELIHARA CINTA MEMENANGKAN PERNIKAHAN

Kidung Agung 8
“. . . karena cinta kuat seperti maut . . .” (Kid. 8:6)

Ini adalah syair yang terakhir. Apa isinya? Isinya adalah tentang cinta yang diperbarui dalam kebun anggur di bukit Libanon. Ayat 5 menceritakan tentang kedua pengantin yang sampai di tempat pertemuannya yang pertama kalinya. Mula-mula raja Salomo yang berkata (ay. 5), lalu pengantinnya (ay. 6,7). Kemudian, pengantin perempuan mengucapkan kembali segala perkataan saudaranya laki-laki tatkala ia masih kanak-kanak, dan dinyatakan bahwa baru sekaranglah ia mengerti akan maksud kata-kata itu (ay. 8-10). Akhirnya, ia memperbarui cintanya kepada Salomo dengan menggunakan perumpamaan kebun anggur dan pemiliknya.

Dari syair ini, kita belajar bahwa cinta dalam pernikahan harus terus diperbarui. Hal ini merupakan upaya untuk memelihara cinta dalam sebuah pernikahan. Tapi bagaimana caranya untuk memelihara cinta dalam pernikahan? Seorang konselor Kristen membeberkan dua cara kepada kita, yaitu: Pertama, lindungi dari serangan hama. Maksudnya, kita harus mencegah masuknya orang ketiga dalam sebuah pernikahan. Cinta hanya bertahan dan bertumbuh bila masing-masing pasangan berfokus pada pasangannya saja. Namun bila pikirannya sudah bercabang pada orang lain, maka saat itulah merupakan awal kehancuran cinta dalam pernikahan.

Tapi hama pernikahan juga berbicara soal fokus pada pekerjaan. Dunia ini memang bertambah sulit. Sadar atau tidak, kita pun juga terdorong untuk bekerja makin giat dan makin gila. Tapi kita tidak boleh lupa satu hal, bahwa etos kerja seperti ini dapat menjadi hama dalam pernikahan. Betapa tidak. Bila etos kerja kita semakin menggila, maka mau tidak mau fokus pada pasangan kita pun akan menurun. Akhirnya, kita merasa bahwa pernikahan kita menjadi hambar. Sebab itu, lindungi pernikahan kita dari serangan hama seperti ini.

Kedua, memberi pupuk kepada pasangan kita. Maksudnya, kita melakukan perbuatan yang menyenangkan pasangan kita. Seringkali kita berpikir bahwa dengan bekerja, mencukupi kebutuhan primer, membesarkan anak, itu berarti kita sudah menyenangkan pasangan. Padahal, itu belum cukup. Menyenangkan pasangan berarti kita juga harus mencukupi kebutuhan emosinya. Misalnya dengan memberi kejutan-kejutan kecil dalam ulangtahunnya, meluangkan waktu untuk makan malam tanpa mengajak anak, memberikan pijatan-pijatan sehabis pulang kerja, dan seterusnya.


Memelihara cinta akan menghasilkan cinta yang kuat seperti maut

No comments: