Thursday, March 29, 2007

DI BAWAH BAYANG-BAYANG TRAUMA (6)

Perilaku yang menghindar

Beberapa orang yang mengalami trauma mengalami gejala ini, yaitu perilaku yang menghindar. Yang dimaksud di sini adalah mereka mencoba untuk menghindari pemikiran, perasaan, situasi, orang, topik pembicaraan, kegiatan, dan hal-hal lain yang memiliki kaitan dengan pengalaman traumatisnya. Mereka mencoba untuk melupakan apa yang ada di belakang dan menatap apa yang ada di depannya. Contohnya, seorang yang trauma karena pernah mengalami kecelakaan sepeda motor bertekad untuk tidak akan pernah lagi mengendarai sepeda motor seumur hidupnya. Atau seorang wanita yang trauma karena masa kecilnya pernah dipukul keras oleh ayahnya berjanji untuk menghindari orang laki yang jatuh cinta dengannya. Mereka berpikir bahwa dengan melakukan penghindaran yang demikian maka mereka dapat kembali menata kehidupannya seperti sediakala. Tapi sayangnya, apa yang dilakukan mereka belum tentu tergapai seperti yang diharapkan karena pengalaman traumatis itu sebenarnya masih membekas dalam alam pikirannya. Bila pengalaman traumatis belum diselesaikan dengan baik maka orang itu dapat mengalami efek-efek negatif di masa depannya, seperti: tidak bisa tidur, mudah tersinggung, pesimis menghadapi sesuatu.

Perilaku yang menghindar juga dapat terlihat dari hilangnya kemauan untuk mempertahankan pandangan-pandangan hidup yang positif. Kecenderungannya adalah selalu memikirkan hal-hal yang negatif tentang hidup dan masa depannya. Bila hal ini diteruskan, maka kemungkinan besar ia akan mengalami penurunan semangat hidup. Dan karena semangat hidupnya terus menurun, maka tidak menutup kemungkinan bila ia ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sebab itu, bila kita ingin membantu orang yang mengalami trauma, maka kita harus peka terhadap tanda-tanda apakah ia berniat untuk melakukan bunuh diri. Bila kita mendapati tanda tersebut, maka kita harus segera meminta orang-orang dekatnya untuk selalu mendampingi, bahkan mungkin tinggal serumah dengannya, hingga niatnya untuk bunuh diri berkurang secara signifikan.

Seorang Ibu A pernah melakukan percobaan bunuh diri meski tidak secara langsung. Adalah hal yang biasa ia menelan obat tidur semenjak ia ditinggal mati oleh suaminya secara mendadak. Kebiasaan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun, satu ketika ia meminum obat tidur dalam dosis yang sangat berlebihan. Ia meminum semua jumlah obat tidur yang ia miliki selama seminggu. Saya menduga bahwa Ibu A waktu itu sedang melakukan percobaan bunuh diri karena ia sebenarnya tahu bahwa satu pil saja sudah cukup membuatnya tidur dengan nyenyak. Selidik demi selidik, Ibu A ini adalah seorang yang kehilangan semangat hidup. Ia selalu melihat dirinya negatif. Pandangan hidupnya selalu pesimis. “Aku benar-benar tidak tahu masa depanku, aku malas untuk melakukan semuanya, pingin mati rasanya,” demikian perkataan-perkataan yang sering diulangnya. Pandangan matanya tampak kosong; dan motto hidupnya seperti lagu Que Sera Sera (apapun yang terjadi biarlah terjadi). Meski ia tahu jenis hobinya, namun ia tidak mau melakukan hobinya meski sudah diajak berkali-kali. Inilah salah satu contoh perilaku menghindar dalam wujud kehilangan pandangan dan semangat hidup yang positif. Ia benar-benar menghindari hal-hal yang positif dalam hidupnya.

No comments: