Roma 15
“Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri” (Rm. 15:30)
H. G. Spafford adalah seorang yang malang di dunia ini. Apa sebabnya? Ia kehilangan ketiga putrinya dalam kecelakaan kapal di Lautan Atlantik. Tidak lama setelah itu, musibah kembali datang, ia kehilangan puteranya. Dan yang jauh lebih menyedihkan adalah, gereja tempat ia beribadah dan berlindung dalam topan badai kehidupan justru mengucilkannya. Jemaat beranggapan bahwa Spafford menerima kutukan dari Tuhan. Inilah pukulan yang menumbangkan Spafford. Ia menjadi gila.
“Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri” (Rm. 15:30)
H. G. Spafford adalah seorang yang malang di dunia ini. Apa sebabnya? Ia kehilangan ketiga putrinya dalam kecelakaan kapal di Lautan Atlantik. Tidak lama setelah itu, musibah kembali datang, ia kehilangan puteranya. Dan yang jauh lebih menyedihkan adalah, gereja tempat ia beribadah dan berlindung dalam topan badai kehidupan justru mengucilkannya. Jemaat beranggapan bahwa Spafford menerima kutukan dari Tuhan. Inilah pukulan yang menumbangkan Spafford. Ia menjadi gila.
Di manakah fungsi gereja, bila demikian? Tong kosong nyaring bunyinya. Dikatakan demikian karena gereja seharusnya menjadi tempat paguyuban yang aman dan nyaman bagi setiap orang percaya. Bahkan, bukankah gereja juga sering mengajarkan kepada dunia bahwa semua orang harus saling menyokong satu sama lainnya? Tapi apa kenyataannya? Setidaknya, Spafford telah menyaksikan dan mengalami sebuah gereja yang tong kosong nyaring bunyinya; gereja hanya pandai bicara mengenai kasih namun prakteknya bernilai nol besar.
Padahal, menurut firman Allah melalui Paulus, gereja harus menjadi wadah di mana yang kuat menanggung yang lemah (ay. 1). Hal ini jelas menjadi sebuah tanda yang khas dari sebuah gereja yang sehat. Setiap jemaat harus saling memikirkan anggota jemaat yang lain. Mereka harus saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Dan jangan lupa, rasul Paulus mengatakan bahwa hal ini bukanlah sebuah pilihan, tetapi kewajiban. Perhatikan ayat 1 yang mengatakan, “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat . . .”
Kisah gereja di mana Spafford beribadah merupakan pil pahit yang harus kita terima sebagai lembaran sejarah hitam kekristenan. Jangan terulang dan diulangi lagi! Kita harus mengikuti apa yang dikatakan oleh firman Allah bahwa kita harus menciptakan suasana persekutuan yang sehat dengan sikap rela menanggung orang yang sedang kesusahan. Di gereja kita terdapat orang-orang yang sedang mengalami kesusahan. Mulai dari orang yang sedang sakit hingga orang yang kurang mampu secara finansial. Mereka menanti pertolongan dari kita. Selamat menolong!
Gereja tidak mungkin menjadi sebuah tong kosong yang nyaring bunyinya, apabila seluruh jemaatnya saling menolong orang yang lemah
No comments:
Post a Comment