Roma 10
“Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar” (Rm. 10:2)
Apakah Anda setuju dengan saya bahwa bila seseorang berbuat sesuatu tanpa pengertian yang benar akan berbahaya? Orang yang demikian akan menjadi seorang yang fanatik dan serba ekstrem. Orang-orang yang demikian cenderung rela melakukan apapun demi membela pandangannya. Bahkan pembunuhan pun berani dilakukan. Pentas sejarah dunia sudah membuktikan akan bahaya semacam ini.
Apakah Anda setuju dengan saya bahwa bila seseorang berbuat sesuatu tanpa pengertian yang benar akan berbahaya? Orang yang demikian akan menjadi seorang yang fanatik dan serba ekstrem. Orang-orang yang demikian cenderung rela melakukan apapun demi membela pandangannya. Bahkan pembunuhan pun berani dilakukan. Pentas sejarah dunia sudah membuktikan akan bahaya semacam ini.
Inilah yang juga dialami oleh orang-orang Yahudi di kota Roma. Semenjak orang-orang Yahudi kembali ke tanah air dari penawanan bangsa Babel, orang-orang Yahudi telah bertobat dari pemujaan berhala. Mereka hanya beribadah kepada Allah dalam rumah-rumah ibadah dan giat melakukan apa yang telah dititahkan dalam hukum Taurat. Namun mereka melakukan semuanya itu tanpa pengertian yang benar. Lalu, pengertian apa yang dikatakan sebagai kebenaran?
Pengertian yang benar adalah sebuah pengertian yang mengatakan bahwa hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan mereka; hanya Kristus yang dapat menyelamatkan mereka. Sebab itu, rasul Paulus menjelaskan dalam ayat 9 demikian: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Betapa sia-sianya mereka menjalankan hukum Taurat tanpa pengertian yang benar. Dan celakanya, mereka menjadi fanatik. Ini jelas bahaya.
Sekarang, pikirkan apakah kita pun melakukan kegiatan-kegiatan rohani sama seperti mereka? Mungkinkah kita melakukan pelayanan-pelayanan tanpa pengertian yang benar? Jelas mungkin. Bisa jadi kita melakukan pelayanan super sibuk karena ingin menyuap Tuhan. Kita pikir Tuhan akan mengabulkan seluruh permohonan yang selama ini kita panjatkan. Bisa jadi kita melayani demi mengisi waktu kosong. Kita merasa bahwa kerja buat Tuhan adalah pekerjaan sampingan. Inilah bentuk kegiatan yang tanpa diiringi dengan pengertian yang benar. Di mata Tuhan, kegiatan ini sia-sia belaka.
Alasan yang benar dari sebuah pelayanan adalah karena kita mau berkorban buat Tuhan, bukan mengorbankan Tuhan demi ambisi terselubung kita
5 comments:
Hai Sobat, happy to read this post. Tapi kiranya sifatnya tentatif ya . . ., terkhusus mengenai Yudaisme pascapembuangan yang Anda tuliskan di sini.
Prof, tentatif yang kamu maksud itu yang mana?
By the way, thanks untuk tengkorak pasangan yang berpelukan. Itu sangat indah. Kemarin malam saya sudah menculik gambarmu dan tak simpan di komputerku. Siapa tahu bisa untuk ilustrasi khotbah. Gbu.
Ok, saya senang hal itu menjadi berkat buat lebih banyak orang. Keep up!
lebron 10
adidas stan smith shoes
yeezy
air max 2019
moncler outlet
birkin bag
pg 4
curry 6
cheap jordans
ferragamo belts
q6z05d9f83 x0v04r5j28 y7n23j5l70 k9w27l5n38 l0f48g0y84 d7o84b9d41
Post a Comment