Daniel 2
“Maka Daniel menghadap raja dan meminta kepadanya, supaya ia diberi waktu untuk memberitahukan makna itu kepada raja.” (Dan. 2:16)
Cuaca tidak lagi menentu. Alam sudah tidak bersahabat dengan kita. Banyak sekali kejadian alam yang aneh; dulu tidak pernah terjadi, sekarang terjadi. Nah, sekarang coba bayangkan bila pemerintah kota mengumumkan bahwa sekitar dua jam lagi kota Anda akan diterjang oleh angin topan berkekuatan tinggi. Pemerintah sendiri sudah mengimbau agar sebisa mungkin seluruh penduduk di kota tersebut segera mengungsi ke kota tetangga. Bagaimana sikap Anda? Renungkanlah! Inti pertanyaan ini adalah untuk mengetahui sikap apa yang akan kita ambil bila kita mengalami situasi yang mendesak.
“Maka Daniel menghadap raja dan meminta kepadanya, supaya ia diberi waktu untuk memberitahukan makna itu kepada raja.” (Dan. 2:16)
Cuaca tidak lagi menentu. Alam sudah tidak bersahabat dengan kita. Banyak sekali kejadian alam yang aneh; dulu tidak pernah terjadi, sekarang terjadi. Nah, sekarang coba bayangkan bila pemerintah kota mengumumkan bahwa sekitar dua jam lagi kota Anda akan diterjang oleh angin topan berkekuatan tinggi. Pemerintah sendiri sudah mengimbau agar sebisa mungkin seluruh penduduk di kota tersebut segera mengungsi ke kota tetangga. Bagaimana sikap Anda? Renungkanlah! Inti pertanyaan ini adalah untuk mengetahui sikap apa yang akan kita ambil bila kita mengalami situasi yang mendesak.
Coba bandingkan dengan sikap Daniel dalam mengatasi situasi yang mendesaknya. Situasi yang terjadi waktu itu benar-benar mencekam dan menegangkan karena hal itu berkaitan erat dengan hidup dan matinya Daniel. Namun uniknya, Daniel tidak gegabah; ia memohon pada raja untuk memberinya waktu sejengkal dan ia akan kembali ke istana untuk mengatakan arti dari mimpi yang selama ini menggelisahkan hati raja Nebukadnezar. Tapi apa tujuan Daniel mengulur-ngulur waktu? Apakah Daniel menggunakan hal itu sebagai strategi untuk menyelamatkan dirinya seperti yang dilakukan oleh orang bijaksana (ay. 8,9)?
Ternyata tidak. Daniel mengulur-ngulur waktu agar ia dan teman-teman seperjuangannya (Hananya, Misael, Azarya) dapat berdoa. Ia tidak lari dari masalah atau mengatasi masalah dengan gegabah. Sebaliknya, ia menghadapi masalah bersama dengan Tuhan. Di kala situasi yang mengharuskan dia untuk bertindak dengan cepat dan tepat, Daniel semakin mendekatkan dirinya pada Tuhan. Dan saya kira, inilah kunci kemenangan Daniel dalam menghadapi raja Nebukadnezar.
Semakin mendesak, semakin berdoa. Itulah pesan renungan hari ini. Kita akan selalu hidup dalam situasi yang mendesak. Kita tidak bisa lari darinya. Dia adalah bagian dari kehidupan kita. Ujian beserta tugas-tugas sekolah, proyek/instruksi atasan, program-program rutin yang harus dijalankan, kekurangan sumber dana, masa depan yang tak menentu, semuanya itu dapat menjadi situasi yang menuntut kita untuk segera mengambil keputusan atau bertindak dengan cepat dan tepat. Bila demikian, langkah kecil apa yang dapat kita usahakan untuk melakukan pesan renungan hari ini?
Bila situasi semakin mendesak, kita justru harus semakin berdoa
No comments:
Post a Comment