Wednesday, November 08, 2006

SUPAYA DAPAT BELAJAR PERCAYA

Yohanes 11
“Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. . . .” (Yoh. 11:15)

Pernahkah Anda melihat bagaimana seekor induk singa mendidik anak-anaknya untuk bertarung? Bila sang induk merasa anak-anaknya sudah harus belajar bertahan hidup, maka ia akan mengajak mereka untuk berjalan ke padang belantara. Setibanya di sana, anak-anak singa melihat dari kejauhan beberapa kawanan bison yang sedang bergerombol. Lalu tanpa menunggu terlalu lama, sang induk memberikan isyarat kepada anak-anaknya untuk segera menyerang bison tersebut. Namun apakah sang induk akan pergi begitu saja ketika anak-anaknya belajar bertarung? Tidak! Ia akan memperhatikan anak-anaknya yang sedang bertarung. Ia pasti berada tak jauh dari mereka.

Demikian halnya dengan Allah. Allah pasti dan tak mungkin jauh dari anak-anak-Nya yang sedang bertarung "di dunia belantara ini." Lalu mengapa ketika anak-anak-Nya menjerit minta tolong tetapi Allah terasa sudah pergi begitu jauh? Dengan diilhami dari peristiwa kebangkitan Lazarus, maka jawabannya adalah supaya anak-anak-Nya dapat belajar percaya kepada Allah. Saya yakin, bahwa apabila Allah selalu langsung menolong anak-Nya ketika ia menjerit, maka selamanya ia tidak dapat belajar percaya kepada Allah. Ini pulalah yang pernah dijelaskan oleh Yesus dalam ayat 15.

Yesus sudah mendengar jeritan minta tolong agar Lazarus yang sekarat itu dapat disembuhkan dengan segera. Namun herannya, di kala orang-orang yang dekat dengan Lazarus itu panik, dengan sengaja Yesus tidak mendatangi Lazarus dengan segera. Ia justru menunda kedatangan-Nya (ay. 6). Dan lihatlah apa jadinya? Orang Inggris akan berkata, “Too late”. Ya, nasi sudah menjadi bubur. Lazarus sudah meninggal empat hari lamanya. Singkat cerita, memang akhirnya Lazarus dibangkitkan oleh Yesus. Namun pertanyaannya, mengapa Yesus tidak segera menolong Lazarus? Jawabannya, sekali lagi, adalah supaya mereka dapat belajar percaya kepada Allah.

Sebelum Yesus terangkat ke sorga, Ia mengatakan: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Ia pasti tak jauh dari para murid-Nya. Hanya saja, jaminan keberadaan-Nya jangan serta-merta ditafsirkan bahwa Ia pasti akan segera menjawab jeritan minta tolong para murid-Nya. Bisa jadi Ia menunda pertolongan-Nya selama dua hari, atau satu minggu, atau satu tahun, dan seterusnya. Yang pasti, bila Ia menunda pertolongan-Nya, maka itu tidak berarti Allah sedang meninggalkan anak-anak-Nya untuk bertarung sendirian di dunia belantara; tetapi, Ia hanya ingin agar anak-anak-Nya dapat belajar percaya kepada Allah. Itu saja!

Bila Allah ingin kita belajar percaya kepada-Nya, maka Ia tidak perlu meninggalkan kita. Ia hanya perlu “bersembunyi” di balik semak-semak yang tak jauh dari kita

No comments: