Yohanes 20:1-18
“. . . Aku telah melihat Tuhan! . . .” (Yoh. 20:18)
Pernah seorang pelukis junior membawa karyanya berupa gambar Yesus kepada Dore, pelukis senior, untuk diberikan penilaian. Singkat cerita, akhirnya, Dore memberikan penilaian dalam satu kalimat saja. Kalimatnya berbunyi, “Kau tidak mencintai Dia, kau dapat melukis Dia lebih baik lagi jika kau mencintai-Nya.” Apa maksudnya? Dore hendak menjelaskan bahwa gambar Yesus yang baik harus terlihat kepribadian-Nya pula, bukan asal menggambar wajah-Nya. Ia harus mengerti tentang Yesus. Akan tetapi ia tidak mungkin mengerti tentang Yesus, bila ia tidak mencintai-Nya. Dibutuhkan kasih untuk membawa seseorang kepada pengertian.
Prinsip ini juga berlaku kepada seorang Maria Magdalena. Dalam perikop tersebut, kita melihat bahwa pagi-pagi benar (masih gelap) Maria sudah pergi ke kuburan Yesus. Ini jelas suatu hal yang “abnormal” di kalangan dunia Timur. Betapa tidak! Seorang wanita yang “baik-baik” tidak pantas untuk berjalan sendirian ketika hari masih gelap. Belum lagi, tempat yang Maria kunjungi bukanlah sebuah tempat yang biasa-biasa, tetapi tempat itu adalah kuburan. Aneh bin ajaib, bukan? Kalau begitu, ada apa gerangan? Bila kita cermati ayat 11-18, maka kita akan menemukan jawabannya. Karena Maria sangat mengasihi Yesus, maka Maria melakukan hal yang “abnormal” itu.
Tapi apa hasilnya? Kasihnya kepada Yesus ternyata tidak membuat dia menjadi tidak waras, namun justru membawa dia kepada pengertian yang luar biasa. Pengertian bahwa Yesus telah bangkit (ay. 16-18). Pengertian inilah yang membuat dia semakin mengenal siapa Yesus yang sebenarnya. Dulu ia mengerti tentang Yesus sebagai pribadi yang dapat mati selamanya, tetapi sekarang ia mengerti tentang Yesus sebagai pribadi yang tidak dapat binasa selamanya. Sekarang, kita kembali melihat bahwa kasih kepada Yesus ternyata membawa pengertian yang makin dalam tentang Yesus.
Prinsip ini tidak hanya berlaku kepada Maria saja, tetapi juga kepada kita. Jika kita kurang mengasihi Yesus, maka kita pasti memiliki pengertian tentang Yesus yang dangkal. Kenapa demikian? Karena secara otomatis kita menjadi orang Kristen yang tidak antusias dengan hal-hal rohani (seperti: mendengarkan firman, berdoa, saat teduh, mendengarkan lagu rohani, dan seterusnya). Akibatnya, pengetahuan-pengetahuan tentang Yesus tidak bertambah. Nah, saat itulah pengertian kita tentang Yesus semakin minim. Jadi, bila kita ingin mengerti tentang Yesus lebih dalam, maka benahi dulu kasih kita kepada Yesus.
Kasih yang luar biasa akan membuahkan pengertian yang luar biasa
Friday, November 10, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment