Setelah mengevaluasi pandangan-pandangan hidupnya, kita mulai mengajaknya untuk mengevaluasi pada kegiatan rutinitas yang terganggu akibat pengalaman trauma. Contohnya, gangguan pada semangat kerja, gangguan pada semangat belajar, gangguan pada pola makan, malas untuk melakukan kegiatan-kegiatan sehingga ia sering berdiam diri di rumah atau di kamar, dan sebagainya. Semua hal yang dialami tersebut merupakan reaksi terhadap pengalaman traumatis masa lalunya. Sebab itu, kita perlu mengevaluasi gangguan-gangguan atau gejala-gejala PTSD pada kegiatan rutinitasnya.
Setelah kita menemukan gangguan-gangguan yang dialami, maka kita dapat mendorongnya untuk memikirkan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang paling mudah untuk dilakukan dalam waktu dekat. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat ditemukan dengan menanyakan hobi atau contoh-contoh kegiatan yang pernah dilakukan sebelum mengalami trauma. Dari sanalah kita dan orang tersebut dapat memikirkan kegiatan yang paling mudah untuk dilakukan dalam waktu dekat. Menurut hemat saya, mungkin akan lebih baik bila kita mendorongnya untuk fokus pada satu kegiatan terlebih dahulu. Maksudnya, kita tidak perlu terburu-buru untuk mendorongnya melakukan banyak kegiatan. Bila ia berhasil melakukan satu kegiatan, maka diharapkan ia mulai dapat merasakan keyakinan untuk melakukan kegiatan yang lain. Dan, bila keyakinan seperti demikian dapat terus berkembang, maka kemungkinan besar gangguan-gangguan pada kegiatan rutinnya dapat teratasi.
Setelah kita menemukan gangguan-gangguan yang dialami, maka kita dapat mendorongnya untuk memikirkan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang paling mudah untuk dilakukan dalam waktu dekat. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat ditemukan dengan menanyakan hobi atau contoh-contoh kegiatan yang pernah dilakukan sebelum mengalami trauma. Dari sanalah kita dan orang tersebut dapat memikirkan kegiatan yang paling mudah untuk dilakukan dalam waktu dekat. Menurut hemat saya, mungkin akan lebih baik bila kita mendorongnya untuk fokus pada satu kegiatan terlebih dahulu. Maksudnya, kita tidak perlu terburu-buru untuk mendorongnya melakukan banyak kegiatan. Bila ia berhasil melakukan satu kegiatan, maka diharapkan ia mulai dapat merasakan keyakinan untuk melakukan kegiatan yang lain. Dan, bila keyakinan seperti demikian dapat terus berkembang, maka kemungkinan besar gangguan-gangguan pada kegiatan rutinnya dapat teratasi.
No comments:
Post a Comment