Saturday, December 23, 2006

BERLATIH KOMUNIKASI

Hari ini adalah hari yang sedikit memalukan. Betapa tidak. Tadi siang, saya berbicara dengan petugas dari maskapai penerbangan di Jakarta. Awalnya, petugas tersebut menyapa saya dengan ramah, “Good morning, this is Valuair office. Can I help you?” Dalam benak saya, orang ini berasal dari Indonesia yang diwajibkan berbahasa Inggris ketika menyapa penelpon. Maklum, kan dia bekerja di maskapai penerbangan asli Singapura. Dengan pemikiran seperti demikian, saya melanjutkan, “Selamat pagi, Pak!” Eiitt ternyata dia balas ngomong, “Sorry sir, please speak English.”
Wah saya langsung gelagepan. Saya harus "puter" otak 180 derajat untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Akhirnya, saya berbicara juga. Tapi saya berbicara dengan terbatah-batah. Setelah selesai menelpon, saya dan istri sama-sama menyadari bahwa bila kemampuan bahasa Inggris tidak dilatih, maka orang akan sulit untuk berkomunikasi dalam bahasa tersebut.
Malam ini, saya merenung bahwa kecakapan berkomunikasi ternyata perlu dilatih. Sama halnya dengan komunikasi di hadapan Tuhan. Meski kita dapat berkomunikasi dengan bahasa ibu, namun kemampuan berkomunikasi dengan Tuhan perlu dilatih. Apa sebabnya? Karena letak persoalannya bukan pada bahasa apa yang dipakai untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Namun persoalannya adalah apakah kita bisa bebas curhat dengan Tuhan. Teorinya gampang dan semua orang Kristen sudah tahu. Tapi praktiknya sangat jarang ditemukan. Coba perhatikan kalau kita berdoa. Apa yang akan kita ujarkan ketika kita menaikkan doa makan? Apa yang akan kita utarakan ketika kita menaikkan doa persembahan di gereja? Apa yang kita ucapkan ketika kita menaikkan doa sebelum tidur malam? Apakah doa kita berisi kata-kata hafalan yang hampir sama (bahkan sama) dengan hari-hari kemarin? Atau doa kita berisi kata-kata yang merefleksikan isi hati? Ingatlah, doa adalah kemampuan berkomunikasi yang perlu dilatih, TANPA HENTI!

No comments: