Friday, October 27, 2006

IA HARUS MAKIN BESAR

Yohanes 3
“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3: 30)

“Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis; kerendahan hatilah yang membuat manusia menjadi malaikat,” demikian tutur St. Agustinus, seorang bapa gereja. Terus terang ketika kita merenungkan apa yang dituturkannya, kita kembali disadarkan bahwa kita harus rendah hati. Memang tidak gampang untuk menjadi seorang yang rendah hati. Karena itu, bagi kita yang belum rendah hati, silahkan melanjutkan pembacaan renungan ini.

Alkisah, ada seorang yang pernah hadir di muka bumi yang bernama Yohanes Pembaptis. Dia adalah seorang yang memiliki karunia luar biasa. Si anak imam Zakaria ini tercatat sering melakukan KKR dan membaptis banyak orang. Namanya menjadi tenar sampai-sampai beberapa orang sempat menyamakan Yohanes dengan nabi Elia (Yoh. 1: 21). Inilah sekilas profil Yohanes Pembaptis.

Sekarang, bagaimana dengan profil Yesus, anak tukang kayu itu? Dibanding dengan Yohanes Pembaptis, maka umumnya orang dunia akan memandang Yesus dengan sebelah mata. Betapa tidak! Dari segi usia, Yesus lebih muda dari Yohanes. Dari segi pengalaman pelayanan, Yesus kalah satu langkah dengan Yohanes. Maksudnya, Yohanes sudah lebih dahulu memulai pelayanannya di bumi ini. Lalu dari segi ketenaran, nama Yesus belum semelejit Yohanes Pembaptis. Pokoknya, secara ukuran manusia, Yesus masih serba kalah.

Tetapi apakah Yohanes merasa serba lebih dari diri Yesus? Temukanlah jawabannya pada ayat 30. Dengan lidah bibirnya sendiri ia mengatakan, “Ia (Yesus) harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Yohanes paham bahwa yang menjadi “bintang” bukan dirinya, melainkan Yesus. Yohanes paham bahwa yang menjadi pusat perhatian bukan dirinya, melainkan Yesus. Inilah yang dinamakan dengan kerendahan hati.

Nampaknya kita memang perlu belajar dari keteladanan Yohanes Pembaptis. Mari kita berkaca pada diri sendiri. Seberapa sering kita merenggut kemuliaan Allah untuk kita? Seberapa sering kita ingin menjadi pusat perhatian orang banyak? Seberapa sering kita ingin menjadi “bintangnya”? Sekarang, mari kita belajar untuk mengatakan seperti Yohanes, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”

Biarlah Tuhan menjadi Tuhan! (Karl Barth)

No comments: