Renungkan sebentar, apa artinya rumah bagi Anda? Silakan berpikir sejenak artinya. Bagi saya pribadi, rumah lebih identik dengan suasananya. Kalau dalam bahasa Inggris, rumah diartikan sebagai home, bukan house. Kalau dijabarkan lebih rinci, bagi saya rumah adalah:
Tapi bagaimana caranya agar rumah kita menjadi tempat kebahagiaan? Apakah kita perlu membangun rumah yang mewah, warna cat tembok yang soft, penataan interior yang menarik, ditambah dengan terapi aroma? Tidak harus seperti itu. Rumah yang sangat sederhana pun dapat menjadi tempat kebahagiaan. Kunci utamanya bukan terletak pada hal-hal fisik, tapi pada hal-hal rohani yang perlu dikerjakan anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah. Pengkhotbah 8: 12 berkata, "Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat Allah."
Jadi apa kunci utamanya untuk memperoleh kebahagiaan? Takut akan Allah. Ini menjadi PR bagi anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah. Apa artinya takut akan Allah? Takut akan Allah bukan seperti takut pada ular, takut dengan ketinggian, takut di dalam lift, apalagi takut setelah berbuat jahat. Takut akan Allah berarti kita menghormati Allah. Dengan menghormati Allah, kita mengakui otoritas Allah. Dengan menghormati Allah, kita mengakui bahwa Allah adalah Sang Pemimpin rumah. Dengan menghormati Allah, kita bersedia memperkenan Allah melalui pikiran, tutur kata, dan tindakan. Itulah kira-kira artinya takut akan Allah.
Bayangkan bila semua anggota keluarga memiliki rasa takut akan Allah? Bila kita memiliki rasa takut akan Allah, maka kita akan terus setia terhadap pasangan. Kita akan menjauhi perselingkuhan. Ketika kita takut akan Allah, maka kita akan mendidik anak tanpa kekerasan fisik dan emosi yang brutal dan tak terkendali. Ketika kita takut akan Allah, maka kita akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan jujur. Ketika kita takut akan Allah, maka kita akan hidup sesuci mungkin bahkan ketika kita sendirian. Takut akan Allah akan mendatangkan kebahagiaan pada kita dan orang-orang di sekitar kita. Hal inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan pada rumah kita. Hal inilah yang akan memberikan kita home, bukan house. Akhirnya, bila kita memiliki suasana rumah yang membawa kebahagiaan, maka setiap anggota keluarga yang pulang ke rumah akan berkata, "Home sweet home." Mau?
- Tempat berlindung. Selain tempat berlindung dari hujan, panas, badai, dan kejahatan, rumah dapat diartikan sebagai tempat berlindung batiniah. Dalam bayangan saya, setelah saya lelah bekerja, mencurahkan tenaga, pikiran, emosi, maka ketika saya pulang ke rumah, saya mendambakan kesegaran dan kesejahteraan batin. Di dalam rumah itu, saya bisa menjadi diri saya yang apa adanya, bebas dari hiruk-pikuk tuntutan dunia luar. Di dalam rumah itu, saya bisa mengistirahatkan tubuh dan jiwa yang letih selepas pulang kerja. Istri saya pun juga mendambakan hal yang sama. Bukankah kita semua mendambakan tempat berlindung seperti demikian?
- Tempat bertumbuh. Saya membayangkan bahwa rumah juga merupakan tempat kita bertumbuh secara emosi dan spiritual. Kita belajar mencintai mulai dari rumah. Kita belajar bekerja sama mulai dari rumah. Kita belajar menghargai juga mulai dari rumah. Sepasang calon suami istri datang untuk menerima konseling pranikah. Wanita ini mengeluhkan ketidakpuasannya terhadap calon suami. Ia mengatakan bahwa calon suaminya tidak mau menggandeng tangannya. Padahal, baginya, gandengan tangan berarti ia merasa disayang dan dilindungi. Sekarang pertanyaannya, apa yang membuat pria ini sulit menggandeng tangan calon istri? Jawabannya sederhana. Karena di rumah dia jarang memiliki pengalaman disentuh oleh orangtuanya. Akhirnya, gandengan tangan merupakan satu hal yang tidak biasa. Banyak hal bisa kita pelajari dari rumah. Sebab itu, rumah merupakan tempat untuk bertumbuh secara emosi dan spiritual kita.
Tapi bagaimana caranya agar rumah kita menjadi tempat kebahagiaan? Apakah kita perlu membangun rumah yang mewah, warna cat tembok yang soft, penataan interior yang menarik, ditambah dengan terapi aroma? Tidak harus seperti itu. Rumah yang sangat sederhana pun dapat menjadi tempat kebahagiaan. Kunci utamanya bukan terletak pada hal-hal fisik, tapi pada hal-hal rohani yang perlu dikerjakan anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah. Pengkhotbah 8: 12 berkata, "Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat Allah."
Jadi apa kunci utamanya untuk memperoleh kebahagiaan? Takut akan Allah. Ini menjadi PR bagi anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah. Apa artinya takut akan Allah? Takut akan Allah bukan seperti takut pada ular, takut dengan ketinggian, takut di dalam lift, apalagi takut setelah berbuat jahat. Takut akan Allah berarti kita menghormati Allah. Dengan menghormati Allah, kita mengakui otoritas Allah. Dengan menghormati Allah, kita mengakui bahwa Allah adalah Sang Pemimpin rumah. Dengan menghormati Allah, kita bersedia memperkenan Allah melalui pikiran, tutur kata, dan tindakan. Itulah kira-kira artinya takut akan Allah.
Bayangkan bila semua anggota keluarga memiliki rasa takut akan Allah? Bila kita memiliki rasa takut akan Allah, maka kita akan terus setia terhadap pasangan. Kita akan menjauhi perselingkuhan. Ketika kita takut akan Allah, maka kita akan mendidik anak tanpa kekerasan fisik dan emosi yang brutal dan tak terkendali. Ketika kita takut akan Allah, maka kita akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan jujur. Ketika kita takut akan Allah, maka kita akan hidup sesuci mungkin bahkan ketika kita sendirian. Takut akan Allah akan mendatangkan kebahagiaan pada kita dan orang-orang di sekitar kita. Hal inilah yang akan mendatangkan kebahagiaan pada rumah kita. Hal inilah yang akan memberikan kita home, bukan house. Akhirnya, bila kita memiliki suasana rumah yang membawa kebahagiaan, maka setiap anggota keluarga yang pulang ke rumah akan berkata, "Home sweet home." Mau?