Wednesday, January 23, 2008

COUNSELLING: A PROBLEM-SOLVING APPROACH (3)

Melihat Fungsi Positif Masalah
Masalah, dalam literatur terapi strategis, seringkali dianggap memiliki fungsi positif tertentu bagi si klien. Gejala masalah yang muncul dapat membantu kita menyediakan suatu cara untuk menghadapi situasi-situasi yang berat. Setiap orang sebenarnya berusaha secara kreatif menghadapi situasi-situasi yang sulit. Ia dapat jatuh ke dalam perilaku destruktif atau memerlihatkan seluruh atau hampir semua mekanisme pertahanan diri seperti yang dirumuskan dalam kepustakaan psikoanalitis. Dalam kenyataannya, mekanisme pertahanan diri ini memang benar-benar merupakan satu cara untuk menghadapi situasi-situasi sulit. Celakanya, cara ini tidak selamanya membantu karena tidak selalu menolong orang dalam memecahkan masalah; malah sebaliknya justru membuat masalah tersebut langgeng.

Fungsi positif berikutnya adalah orang justru dapat mengendalikan situasi-situasi hidupnya melalui masalah yang ada. Orang yang berada dalam satu kesulitan terkadang merasakan bahwa ia tidak memiliki kontrol atas hidupnya. Ia sulit meramalkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Jay Haley, terapis strategis, melihat bahwa masalah yang dialami oleh klien dapat berfungsi untuk membuat dunia relasi sosialnya lebih dapat diramalkan. Bagi klien, melalui masalah ini ia justru dapat mencegah dari kehancuran seluruhnya.

Termasuk bagi mereka yang dirawat di rumah sakit jiwa. Hal ini bisa jadi merupakan cara mereka menghadapi kesulitan-kesulitan. Baginya, lebih aman berada dalam rumah sakit jiwa daripada menghadapi dunia luar yang lebih menekannya. Masalah itu akhirnya dapat berfungsi sebagai perlindungan bagi dirinya. Seorang wanita yang seringkali mengeluhkan sakit bisa jadi berfungsi untuk menghindarkan dirinya sendiri dari keharusan berhubungan seksual dengan suaminya karena memiliki kecemasan-kecemasan tertentu.

Seorang anak yang diharuskan orangtuanya untuk mengikuti konseling karena dianggap sebagai anak bermasalah terkadang dapat berfungsi secara positif. Maksudnya, masalah anak dapat menjadi satu cara untuk bersama-sama mempertahankan perkawinan kedua orangtuanya. Dengan memiliki masalah tersebut, si anak dapat mengalihkan perhatian orangtua kepadanya sehingga konflik pasutri orangtua dapat lebih berkurang.

Meski tidak selalu benar, masalah-masalah kadangkala memiliki sejumlah fungsi. Sebab itu, seorang konselor perlu menilai secara saksama terhadap masalah kliennya sebelum mengusulkan satu perubahan. Pendekatan seperti ini memungkinkan konselor untuk melihat masalah dengan pandangan yang lebih positif dan bukannya melihat masalah-masalah itu secara patologis. Kita akan memandang klien sebagai orang yang normal, bukan orang yang sakit.

No comments: