"Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel"
Tidak seperti Yerusalem, kota Betlehem adalah kota yang kecil. Pada zaman Yesus, penduduk di kota Betlehem berjumlah sekitar 1000 orang. Kotanya tidak strategis. Karena letak kota yang tidak strategis, maka tidak banyak orang berminat untuk berdagang atau berpolitik. Sebab itu kota ini sepi penduduk, kota yang sunyi senyap, sekaligus kota yang tidak terkenal. Bahkan Alkitab pun menyebut kota Betlehem hanya 8 kali. Sungguh, Betlehem adalah kota yang tidak terkenal.
Tapi anehnya, justru dari kota itulah pernah terjadi peristiwa-peristiwa penting. Banyak tokoh penting dalam sejarah kekristenan lahir di kota ini. Misalkan saja raja Daud. Raja yang pernah memerintah Israel selama 40 tahun di Yerusalem ternyata dilahirkan dalam kota mungil Betlehem. Bahkan yang menarik adalah, Daud diurapi menjadi raja oleh nabi Samuel juga di kota Betlehem.
Tokoh berikutnya yang tidak akan kita lupakan adalah Yesus sendiri. Bayangkan saja. Yesus yang adalah Juruselamat dunia dan Raja di atas segala raja itu lahir di kota yang tidak terkenal. Itulah sebabnya, Allah berkata: "Dan engkau Betlehem . . . engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin . . . ." Sebuah kota mungil dan tidak terkenal ternyata dipakai Allah menjadi tempat kelahiran Juruselamat dunia. Siapa yang menyangka?
Terdapat pesan Natal yang penting melalui kisah ini: Kecil bukan berarti tidak berarti. Allah mengasihi dan menghargai apa yang dianggap kecil oleh manusia. Siapakah yang dipilih Allah untuk menjadi murid-murid Yesus? Para nelayan dan pemungut cukai. Mereka adalah orang-orang yang seringkali dianggap remeh atau kecil oleh masyarakat. Tapi justru orang-orang seperti itulah yang dipilih Allah untuk mengubah dunia. Kecil bukan berarti tidak berarti.
Apakah kita hari ini merasa seperti "kota Betlehem"? Apakah kita merasa kecil, tak berdaya, tak berarti, tak berguna, dan terbuang? Mungkin dulu kita merasa berarti karena masih muda, masih kuat, masih berjaya. Tapi ketika sekarang kita tidak seperti yang dulu lagi ,mungkin kita merasa kecil. Ingatlah pesan Natal kali ini, Allah tidak pernah membuang kita. Allah tidak pernah melupakan kita. Siapapun dan apapun kondisi kita, Allah tetap mengasihi dan menghargai kita.
Yesus berkata, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit" (Mat. 10: 29-31). Perkataan itu kembali menegaskan bahwa sekecil apapun diri kita, Allah tetap mengasihi kita. Ada satu lagu Sekolah Minggu yang berbunyi demikian: "Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan, terlebih diriku dikasihi Tuhan." Ya benar, He loves you!
Tapi anehnya, justru dari kota itulah pernah terjadi peristiwa-peristiwa penting. Banyak tokoh penting dalam sejarah kekristenan lahir di kota ini. Misalkan saja raja Daud. Raja yang pernah memerintah Israel selama 40 tahun di Yerusalem ternyata dilahirkan dalam kota mungil Betlehem. Bahkan yang menarik adalah, Daud diurapi menjadi raja oleh nabi Samuel juga di kota Betlehem.
Tokoh berikutnya yang tidak akan kita lupakan adalah Yesus sendiri. Bayangkan saja. Yesus yang adalah Juruselamat dunia dan Raja di atas segala raja itu lahir di kota yang tidak terkenal. Itulah sebabnya, Allah berkata: "Dan engkau Betlehem . . . engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin . . . ." Sebuah kota mungil dan tidak terkenal ternyata dipakai Allah menjadi tempat kelahiran Juruselamat dunia. Siapa yang menyangka?
Terdapat pesan Natal yang penting melalui kisah ini: Kecil bukan berarti tidak berarti. Allah mengasihi dan menghargai apa yang dianggap kecil oleh manusia. Siapakah yang dipilih Allah untuk menjadi murid-murid Yesus? Para nelayan dan pemungut cukai. Mereka adalah orang-orang yang seringkali dianggap remeh atau kecil oleh masyarakat. Tapi justru orang-orang seperti itulah yang dipilih Allah untuk mengubah dunia. Kecil bukan berarti tidak berarti.
Apakah kita hari ini merasa seperti "kota Betlehem"? Apakah kita merasa kecil, tak berdaya, tak berarti, tak berguna, dan terbuang? Mungkin dulu kita merasa berarti karena masih muda, masih kuat, masih berjaya. Tapi ketika sekarang kita tidak seperti yang dulu lagi ,mungkin kita merasa kecil. Ingatlah pesan Natal kali ini, Allah tidak pernah membuang kita. Allah tidak pernah melupakan kita. Siapapun dan apapun kondisi kita, Allah tetap mengasihi dan menghargai kita.
Yesus berkata, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit" (Mat. 10: 29-31). Perkataan itu kembali menegaskan bahwa sekecil apapun diri kita, Allah tetap mengasihi kita. Ada satu lagu Sekolah Minggu yang berbunyi demikian: "Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan, terlebih diriku dikasihi Tuhan." Ya benar, He loves you!
1 comment:
Hai Andrew,
pagi ini saya mampir ke blogmu,
thanks buat renungan yang sederhana tapi indah. Met melayani Tuhan Yesus memberkati.
tiq
Post a Comment