Menolong orang tidak identik dengan yang namanya memberikan solusi pada orang tersebut. Pada umumnya, orang yang datang pada kita dan rela menceritakan keluh kesahnya adalah orang-orang yang mengerti solusinya. Satu ketika ada seorang bercerita betapa kesalnya dia terhadap rekan-rekan kantornya. Lalu apa yang dia butuhkan waktu itu? Ternyata bukan solusi, tapi butuh ada seorang teman yang bersedia menyediakan telinga. Ia sebenarnya tahu bahwa ia seharusnya mengasihi, bahkan mengampuni mereka. Apalagi memang ia adalah orang Kristen. Tapi sekali lagi, memberikan solusi bukanlah hal yang diharapkannya.
Satu lagi kasus yang serupa terjadi ketika saya selesai kebaktian ketiga, pukul 10.00 pagi. Waktu itu, seorang pemuda mendatangi saya, "Ko, bisakah aku bicara sebentar?" "Ya, mari kita bicara di dalam ruang ibadah," demikian jawab saya. Dalam ruangan itulah, sang pemuda itu mencurahkan kekesalannya terhadap orangtua. Ia baru saja bertengkar hebat dengan mamanya. Setelah ia menceritakan kasusnya, ia bertanya, "Ko, aku ini dosa ya karena telah berkata kasar dan kotor terhadap mamaku?" Apa yang dapat kita petik dari pertanyaan ini? Saya kembali diteguhkan bahwa pada umumnya orang yang membawa permasalahan tidak memerlukan ceramah atau khotbah tentang solusinya. Tidak! Tapi mereka butuh ditemani dalam proses menuju solusinya. Jadi, proses menemani adalah hal vital dari menolong orang lain.
Tapi dalam kenyataannya, proses menemani adalah proses yang sangat sulit. Banyak orang ingin segera menyelesaikan masalah orang lain, banyak orang ingin menjadi pemecah masalah, banyak orang ingin memberikan jawaban-jawaban. Nah di sinilah tantangan untuk melakukan proses menemani. Kita perlu ekstra kesabaran untuk melakukan hal ini. Inilah sebuah perjuangan. Perjuangan proses menemani. Selamat berjuang!
Satu lagi kasus yang serupa terjadi ketika saya selesai kebaktian ketiga, pukul 10.00 pagi. Waktu itu, seorang pemuda mendatangi saya, "Ko, bisakah aku bicara sebentar?" "Ya, mari kita bicara di dalam ruang ibadah," demikian jawab saya. Dalam ruangan itulah, sang pemuda itu mencurahkan kekesalannya terhadap orangtua. Ia baru saja bertengkar hebat dengan mamanya. Setelah ia menceritakan kasusnya, ia bertanya, "Ko, aku ini dosa ya karena telah berkata kasar dan kotor terhadap mamaku?" Apa yang dapat kita petik dari pertanyaan ini? Saya kembali diteguhkan bahwa pada umumnya orang yang membawa permasalahan tidak memerlukan ceramah atau khotbah tentang solusinya. Tidak! Tapi mereka butuh ditemani dalam proses menuju solusinya. Jadi, proses menemani adalah hal vital dari menolong orang lain.
Tapi dalam kenyataannya, proses menemani adalah proses yang sangat sulit. Banyak orang ingin segera menyelesaikan masalah orang lain, banyak orang ingin menjadi pemecah masalah, banyak orang ingin memberikan jawaban-jawaban. Nah di sinilah tantangan untuk melakukan proses menemani. Kita perlu ekstra kesabaran untuk melakukan hal ini. Inilah sebuah perjuangan. Perjuangan proses menemani. Selamat berjuang!
No comments:
Post a Comment