Kemarin komit (kelompok inti) dimulai. Sebenarnya program ini bukan barang baru karena sebelumnya gereja telah mengadakan kelompok 40 DOP (Days of Purpose) selama enam kali berturut-turut. Oleh karena kami melihat keefektifan pembinaan dan persekutuan melalui kelompok-kelompok kecil, maka kami sepakat untuk meneruskan kelompok sel menjadi salah satu basis gereja, selain kebaktian mingguan.
By the way, saya pribadi sangat senang dengan adanya komit ini. Banyak keuntungan pribadi yang saya petik dari komit, misalnya: (1) Saya, sebagai hamba Tuhan, dapat lebih mengenali pergumulan jemaat. Di sana saya lebih memahami seluk-beluk jatuh bangunnya jemaat. Pendekatan personal bisa terasa sekali dalam kelompok itu; (2) Saya melihat bahwa menciptakan community of healing (komunitas penyembuh) dapat lebih terealisasikan. Menciptakan komunitas penyembuh akan tampak mustahil bila kita hanya mengkhotbahkannya di mimbar setiap minggu. Itu jelas tidak cukup! Tapi dengan adanya komit, kita dapat perlahan-lahan membentuk komunitas yang saling menyembuhkan; (3) Saya sendiri pun belajar lebih transparan dengan jemaat. Kelompok kecil mendesak saya untuk berbagi pergumulan pribadi. Nah dari situlah saya belajar untuk lebih transparan kepada jemaat. Ada baiknya bila jemaat juga mengenali apa yang menjadi pergumulan seorang hamba Tuhannya sebagai manusia biasa.
Finally, thank to the Lord for giving me a community to heal and to be healed.
By the way, saya pribadi sangat senang dengan adanya komit ini. Banyak keuntungan pribadi yang saya petik dari komit, misalnya: (1) Saya, sebagai hamba Tuhan, dapat lebih mengenali pergumulan jemaat. Di sana saya lebih memahami seluk-beluk jatuh bangunnya jemaat. Pendekatan personal bisa terasa sekali dalam kelompok itu; (2) Saya melihat bahwa menciptakan community of healing (komunitas penyembuh) dapat lebih terealisasikan. Menciptakan komunitas penyembuh akan tampak mustahil bila kita hanya mengkhotbahkannya di mimbar setiap minggu. Itu jelas tidak cukup! Tapi dengan adanya komit, kita dapat perlahan-lahan membentuk komunitas yang saling menyembuhkan; (3) Saya sendiri pun belajar lebih transparan dengan jemaat. Kelompok kecil mendesak saya untuk berbagi pergumulan pribadi. Nah dari situlah saya belajar untuk lebih transparan kepada jemaat. Ada baiknya bila jemaat juga mengenali apa yang menjadi pergumulan seorang hamba Tuhannya sebagai manusia biasa.
Finally, thank to the Lord for giving me a community to heal and to be healed.
No comments:
Post a Comment